Rabu, 04 November 2020

Kegiatana Pemantauan Status Gizi

 Kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG)  dan Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG) adalah kegiatan survey gizi yang berkelanjutan untuk mengumpulkan data indikator masalah gizi dan determinannya. Pada tahun 2017 data gizi yang dikumpulkan meliputi antropometri untuk seluruh anggota keluarga dan konsumsi gizi balita. Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan informasi tentang status gizi, konsumsi zat gizi khususnya pada balita, dan capaian kinerja perbaikan gizi bagi para perumus kebijakan, pengambil keputusan untuk perencanaan dan penentuan kebijakan penanggulangan masalah gizi secara teratur dan berkelanjutan.

Pelaksanaan Pemantauan Status Gizi (PSG)  dan Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG) Indonesia dibawah tanggung jawab Direktorat Gizi Kemenkes RI  dilaksanakan oleh masing-masing provinsi di Indonesia yang dikoordinir oleh dinas kesehatan di masing-masing provinsi di Indonesia. Khususnya di Bali pelaksanaan kegiatan ini di bawah tanggung jawab dinas kesehatan Provinsi Yogyakarta, bekerjasama dengan Jurusan Gizi Poltekkes Yogyakarta sebagai pelaksana kegiatan di lapangan. Kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG)  dan Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG) Provinsi Bali pada Tahun 2017 dilaksanakan pada tanggal 7-18 Agustus 2017 pada 9 kabupaten/kota di Provinsi Yogyakarta

Materi pelatihan PSG dan PKG yaitu tentang gambaran umum PSG dan PKG,  GERMAS, manajemen data, teknik wawancara, penjelasan kuisioner, dan sampling. Pelatihan diikuti dengan praktek langsung pengambilan data di Puskesmas Kuta Badung dengan sasaran rumah tangga yang memiliki balita dan ibu hamil. Pada balita dilakukan pengukuran status gizi (pengukuran berat badan, tinggi badan, dan panjang badan) dan komsumsi gizi (riwayat penyakit dan pola makan). Sedangkan pada ibu hamil dilakukan pengukuran status gizi (berat badan, tinggi badan, lingkar lengan) dan pemantauan konsumsi gizi (riwayat kehamilan, obat, vitamin, pemberian tablet Fe, dan makanan tambahan).

Selasa, 03 November 2020

PSG(Pemantauan Status Gizi)

Pemantauan Status Gizi (PSG) merupakan kegiatan pemantauan perkembangan status gizi balita yang dilaksanakan setiap tahun secara rutin.

TUJUAN PSG
Menyediakan informasi status gizi dan indikator kinerja 
kegiatan pembinaan gizi secara cepat, akurat, teratur 
dan berkelanjutan untuk penyusunan perencanaan dan
perumusan kebijakan gizi.


Kamis, 29 Oktober 2020

PRB dan Prolanis Jadi Salah Satu Indikator Pelayanan Primer

 

PRB dan Prolanis Jadi Salah Satu Indikator Pelayanan Primer


Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sebagai mitra BPJS Kesehatan merupakan ujung tombak pelayanan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Peran Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dalam implementasi program JKN-KIS perlu untuk terus ditingkatkan, demi untuk memberi pelayanan yang berkualitas bagi peserta JKN-KIS.

FKTP sendiri memiliki peran sebagai gatekeeper yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar untuk memenuhi kebutuhan kesehatan peserta secara paripurna, terpadu dan bermutu serta mengatur pelayanan kesehatan lanjutan melalui sistem rujukan. Sebagai contoh yang telah berjalan saat ini adalah pelayanan Program Rujuk Balik (PRB) dan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) diberikan kepada peserta program JKN-KIS penderita penyakit kronis.

Dalam memaksimalkan fungsi FKTP tersebu,  BPJS Kesehatan melaksanakan kegiatan Evaluasi PRB dan Prolanis se Samarinda, Selasa (25/02/2020). Kegiatan tersebut dihadiri oleh  Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkid yang diwakili oleh dr.Dewi Irawatt, 

Kepala Dinas Kesehatan dalam sambutannya mengatakan, pihaknya sangat mendukung upaya peningkatan pelayanan di FKTP. Dia juga mengatakan bahwa, pasca terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43/2019 tentang Puskesmas akan muncul perubahan dalam penyelenggaraan kesehatan di daerah



PROLANIS

 Penyakit-penyakit kronis menempati urutan atas penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Sehingga, proses penanganan penyakit tersebut perlu dilakukan dengan baik. Karena itulah Prolanis atau Program Pengelolaan Penyakit Kronis diciptakan.

Dengan kerjasama yang baik antara peserta, BPJS Kesehatan, dan Fasilitas Kesehatan, program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup para pengidap penyakti kronis seperti diabetes tipe 2 dan hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Tujuan Prolanis bagi masyarakat:

Untuk mengetahui lebih jauh tentang program ini, berikut ini penjelasannya:

• Pengertian Prolanis:

Prolanis adalah program untuk meningkatkan kualitas hidup para peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari BPJS Kesehatan, yang mengidap penyakit kronis dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

• Tujuan pelaksanaan Prolanis:

Mengutip panduan praktis Prolanis yang diterbitkan oleh BPJS Kesehatan, tujuan program ini adalah untuk mendorong peserta BPJS Kesehatan yang mengidap penyakit kronis agar memiliki kualitas hidup yang lebih baik.Kualitas hidup ini bisa dilihat dari hasil pemeriksaan di fasilitas kesehatan pertama. Dengan adanya Prolanis, diharapkan setidaknya 75% pengidap penyakit kronis terutama diabetes tipe 2 dan hipertensi yang sudah diperiksa, memiliki kondisi kesehatan yang baik.

Cara menjadi peserta Prolanis

Anda harus mengisi formulir data dari BPJS Kesehatan untuk menjadi peserta Prolanis. Jika dianggap memenuhi persyaratan, maka petugas akan melakukan tindak lanjut.Peserta Prolanis yang sudah terdaftar nantinya akan menjalani pemeriksaan kesehatan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama. Pemeriksaan tersebut mencakup:

Sumber: https://www.google.com/amp/s/www.sehatq.com/artikel/mengenal-prolanis-program-bpjs-kesehatan-untuk-penderita-penyakit-kronis/amp

Analisa Data PISPK

 

Analisa data hasil pendataan PIS-PK


Setelah data kuisioner hasil pendataan terkumpul dan telah keseluruhan dientri dalam aplikasi PIS-PK , maka akan diperoleh IKS masing- masing keluarga,

Hasil IKS tersebut di rekap secara manual, kemudian di hitung dan ditabulasi, maka akan muncul permasalahan kesehatan di wilayah tersebut, kemudian masalah di urutkan berdasarkan prosentase dari yg besar sampai terkecil.

Kemudian di prioritaskan menurut yang urgent, mudah dan dpt segera di selesaikan terlebih dahulu, selanjutnya di analisis apa yang menjadi penyebab munculnya masalah tersebut, setelah didapat penyebabnya maka akan diperoleh pemecahan-pemecahan yang dpt di pilih oleh masyarakat di wilayah tersebut.

Kemudian pemecahan masalah terpilih di buktikan dan dilaksanakan melalui komitmen seluruh masyarakat agar langkah yg diambil bisa berhasil, dan selanjutnya pj wilayah akan membantu dalam hal monitoring dan evaluasi.

Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat

 

Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat

Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
  2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
  3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
  4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
  5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
  6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
  7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
  8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
  9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
  10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
  11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
  12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan.

Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau dikembangkan, yaitu:

  1. Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.
  2. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga.
  3. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas.

Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut.

  1. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family folder, yang merupakan sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga dan data individu anggota keluarga. Data keluarga meliputi komponen rumah sehat (akses/ ketersediaan air bersih dan akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi individu yang bersangkutan: mengidap penyakit (hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB, memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain).
  2. Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi, dan lain-lain.

Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa forum-forum berikut.

  1. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas.
  2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group discussion (FGD) melalui Dasa

Wisma dari PKK.

  1. Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-lain).
  2. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug desa, selapanan, dan lain-lain.

Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan dengan menggunakan tenaga-tenaga berikut.

  1. Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader Poskestren, kader PKK, dan

lain-lain.

  1. Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK, pengurus Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain.

Target Program PIS PK pada tahun 2019 adalah pelaksaan di seluruh puskesmas di Indonesia


Sumber = http://pispk.kemkes.go.id/id/program-pispk/pelaksanaan-pendekatan-keluarga-sehat

Kegiatana Pemantauan Status Gizi

  Kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG)  dan Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG) adalah kegiatan survey gizi yang berkelanjutan untuk mengumpulka...